Oleh : Indri Astuti
Generasi Alpha, yang terdiri dari anak-anak yang lahir mulai dari pertengahan 2010-an hingga awal 2020-an, telah menjadi fokus perhatian dalam dunia pendidikan. Mereka tumbuh dalam era digital yang semakin maju, di mana teknologi mengintegrasikan dirinya ke dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Bagi para pendidik, mengajar Generasi Alpha membawa tantangan unik yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang cara mereka belajar dan berinteraksi dengan dunia.
Salah satu tantangan utama dalam mengajar Generasi Alpha adalah adaptasi terhadap perubahan cepat dalam teknologi dan media. Anak-anak dari generasi ini telah terbiasa dengan perangkat teknologi sejak usia dini, membuat mereka memiliki tingkat literasi digital yang tinggi. Oleh karena itu, guru perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka tentang teknologi terbaru agar dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang relevan dan menarik bagi siswa.
Selain itu, perhatian yang terbagi menjadi salah satu tantangan besar dalam mengajar Generasi Alpha. Dengan akses yang luas terhadap perangkat teknologi dan media sosial, anak-anak sering kali tergoda untuk terlibat dalam aktivitas digital yang mengganggu selama jam belajar. Guru perlu mengembangkan strategi untuk mempertahankan fokus dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran, serta membantu mereka memahami pentingnya penggunaan teknologi secara bijaksana.
Tantangan lainnya adalah memperhatikan perbedaan dalam gaya belajar dan preferensi media di antara siswa Generasi Alpha. Beberapa siswa mungkin lebih responsif terhadap pembelajaran visual melalui video atau gambar, sementara yang lain lebih suka pembelajaran interaktif melalui permainan atau simulasi. Guru perlu memiliki fleksibilitas untuk menyajikan materi pembelajaran dengan beragam cara sesuai dengan kebutuhan dan preferensi siswa mereka.
Beberapa hal berikut dapat membantu guru masa kini untuk mencapai tujuan pembelajaran generasi alpha.
1. Pendekatan Individu
Keberadaan teknologi disetiap lini kehidupan menjadikan siswa saat ini sebagai generasi yang kaya informasi. Hal ini mendorong siswa memiliki sudut pandang, keinginan, dan khayalan yang tidak terduga. Bagi siswa, hal-hal seperti itu perlu ditunjukkan sebagai wujud eksistensi diri. Orang tua bukanlah pilihan utama sebagai tempat berbagai sebab waktu yang terbatas atau kesibukan kerja. Oleh sebab itu, pendekatan guru kepada siswa berbasis individu menjadi hal yang ditunggu oleh siswa generasi alpha.
2. Memulai dengan Pertanyaan dan Diskusi
Pembelajaran dapat menjadi hal yang membosankan bagi siswa generasi alpha. Internet merupakan sumber informasi yang melimpah bagi mereka sejak sebelum duduk di bangku sekolah. Paradigma pembelajaran bukan lagi ajang transfer pengetahuan, tetapi ajang menguji kebermaknaan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Oleh sebab itu, pembelajaran harus menghadirkan sesuatu yang kritis dengan pertanyaan dan diskusi sejak awal pembelajaran.
3. Mempertajam Apersepsi
Siswa generasi alpha merupakan generasi yang serba instan. Mereka tidak memahami makna pembelajaran di kelas, namun mengharapkan setiap hal yang mereka inginkan bisa tercapai. Proses pembelajaran lebih baik tidak beracuan pada materi tetapi mempertajam apersepsi. Bisa jadi mereka telah memahami materi yang akan disajikan guru, sehingga guru hanya perlu mengarahkan siswa agar pengetahuannya bermakna bagi kehidupan mereka. Oleh sebab itu, siswa perlu memahami kebermanfaatan dan hubungan apa yang mereka pelajari di dalam kelas dengan proses kehidupan yang dijalani.
4. Menghadirkan Kisah Menarik Secara Langsung
Generasi alpha adalah generasi yang paling terdidik. Mereka bahkan bisa membaca sebelum mereka sekolah. Proses pembelajaran yang diawali dengan membaca bisa jadi bukanlah hal yang menarik perhatian bagi mereka. Hal ini dapat disiasati guru dengan menghadirkan cerita yang langsung disampaikan oleh guru dengan penekanan suara dan ekspresi wajah tertentut dapat menarik minat mereka. Pada prinsipnya kisah harus kekinian, aktual, dan kontekstual bagi siswa.
5. Pelajari Tren Siswa
Kunci membuka komunikasi dengan siswa adalah mengenal tren mereka. Media sosial atau platform-platform kekinian berbasis gadget menjadi teman dekat mereka. Guru seharusnya bisa menjadi filter terhadap pilihan tren yang diikuti siswa. Tidak salahnya guru memberikan apresiasi terhadap tren yang dipilih siswa namun guru perlu memberikan penekanan dampak positif dan negatif dari tren tersebut.
6. Berikan Lebih banyak Harapan untuk Masa Depan Siswa
Banyaknya informasi di sekitar siswa berdampak terhadap rasa nyaman mereka. Informasi yang bersifat kurang positif menyebabkan siswa dalam posisi “terancam”. Hal ini harus dihindari di dalam proses pembelajaran. Guru harus lebih banyak menyampaikan harapan-harapan baik bagi masa depan siswa.
7. Kolaborasi
Peran guru yang tepat saat ini adalah sebagai fasilitator, role model, pelatih, dan mediator. Guru merencanakan langkah pembelajaran yang bersifat student center. Guru membentu siswa mencapai kemampuan tertentu dan membantu siswa bila mengalami kesulitan beajar. Pada paradigma baru kurikulum merdeka, awal tahun pembelajaran dimulai dengan tes diagnosis kesulitan belajar siswa guna mendeteksi hambatan yang terjadi ketika proses pembelajaran. Siswa dapat berkolaborasi dengan siapa saja dalam pembelajaran misalnya ahli di bidang tertentu, pengajar tamu, atau bahkan pembelajaran dengan mitra belajar eksternal.
Dari uraian tersebut Mari terus mencoba berbagai hal baik untuk menjadi guru yang inovatif dalam pembelajaran bersama generasi alpha
Sumber :



10 Komentar
Mari terus mencoba berbagai hal baik yang inovatif dalam pembelajaran bersama generasi alpha
semoga gen alpha menjadi generasi yg baik untuk masa depan negara
baguss keren
Bagus
sangat membantu
sangat bagus, menyesuaikan pembelajarannya
semoga bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan efektif bagi generasi selanju
Jika diterapkan di sekolah, ide dalam artikel ini akan membantu guru menyesuaikan metode mengajar dengan karakter siswa masa kini yang akrab dengan teknologi
bagus
semoga gen alpha menjadi generasi yg baik untuk masa depan negara & berani mencoba menerapkan hal hal baru